Kalo lihat judul di atas, ini bukan soal salah satu albumnya Slank. Tapi emang suasana hatiku yang lagi sedih banget..
Aku baru aja putus (tadi pagi)..
Padahal jujur aja aku masih sayang banget sama dia, aku juga tahu kalo dia masih sayang sama aku. Tapi masalahnya adalah orang tuaku nggak setuju & nggak merestui hubunganku sama dia.
Aku kecewa banget, alasan orang tuaku menurut aku juga nggak logis, katanya secara fisik dia nggak cocok sama aku.
Padahal menurut aku yang namanya kecantikan fisik itu hanyalah sesuatu yang sangat nggak abadi.
Kalo aku cari pasangan cuma aku lihat dari fisiknya aja, bisa2 kalo dia udah tua dikit, aku langsung tinggalin dia.
Ortuku sama sekali nggak kasih kesempatan buat kenal lebih dekat, tahu dulu kayak apa kepribadiannya, gimana latar belakangnya.
Setelah aku ngalamin hal kayak gini, aku jadi bertanya2, katanya orang semakin tua cara pikirnya akan semakin dewasa, tapi aku kok nggak lihat hal itu pada ortuku.
Aku sebenarnya nggak rela pisah sama pacarku itu, tapi ya gimana? Aku juga nggak mau dibilang sebagai anak yang durhaka.
Tapi aku percaya ALLAH SWT maha adil, aku berdoa semoga tabah menjalani kehidupanku esok hari tanpa ada lagi dia di sisiku.
Buat Okta aku minta maaf tidak bisa mewujudkan impian2 kita bersama, semoga kamu bisa maafin aku.
InsyaALLAH kalo kita ditakdirkan berjodoh, kita pasti akan dipersatukan lagi oleh ALLAH SWT suatu hari nanti.
Amin..
Sabtu, 22 November 2008
Rabu, 23 April 2008
Masihkah Republik ini Memerlukan Departemen Agama?
Beberapa waktu terakhir ini departemen agama semakin memburuk kinerjanya, mulai dari penanganan haji khusus yang pilih kasih dan dipersulit, sampai ketidakmampuan untuk mengatasi gejolak yang ditimbulkan oleh munculnya aliran-aliran yang dianggap sesat oleh sebagian masyarakat.
Menurut pendapat saya masalah agama adalah masalah pribadi setiap warga negara, pemerintah tidak perlu turut campur. Untuk urusan yang berkaitan dengan agama, saya rasa masyarakat mampu untuk mengurus sendiri.
Misalnya untuk pelaksanaan ibadah haji. Jamaah haji yang berangkat dengan jalur pemerintah sudah jelas lebih "sengsara". Terbukti dengan terulangnya pelayananan buruk yang diterima jamaah haji kita tiap tahun. Beberapa biro swasta terbukti mampu memberikan pelayanan yang jauh lebih baik, walaupun tentunya dengan ONH yang lebih mahal.
Untuk urusan pernikahan, cukup dicatat di kantor catatan sipil saja. Tidak dipisah-pisah menurut agama yang dianut seperti sekarang.
Dengan dikuranginya satu departemen tentu akan lebih membantu pemerintah untuk melakukan efisiensi keuangan, dan memangkas birokrasi yang terlalu panjang.
Senin, 31 Maret 2008
Ontran2 Haji Plus 2008
Beberapa waktu yang lalu departemen agama membuat peraturan baru untuk penyelenggaraan haji khusus (plus). Jamaah haji khusus yang tadinya hanya perlu mendaftar di biro-biro penyelenggara, sekarang harus mendaftar lebih dahulu melalui departemen agama. Hal ini tentunya cukup mengherankan, peraturan yang sebelumnya memudahkan malah dihilangkan, tentunya ini merupakan langkah yang menggelikan dari depag.
Menurut saya depag hanya ingin kebagian "roti" dari penyelenggaraan haji plus. Yang lebih mengherankan lagi Presiden tidak melakukan tindakan apapun atas blunder kebijakan yang kembali diulangi oleh depag.
Menurut saya depag hanya ingin kebagian "roti" dari penyelenggaraan haji plus. Yang lebih mengherankan lagi Presiden tidak melakukan tindakan apapun atas blunder kebijakan yang kembali diulangi oleh depag.
Jumat, 28 Desember 2007
Warkop DKI, Simply The Best!!!
Warkop DKI adalah grup lawak yang pernah berjaya di Indonesia, menurut saya sampai sekarang belum ada yang bisa menyamai kesuksesan mereka.
Film yang dibintangi mereka selalu sukses di pasaran. Walaupun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Warkop banyak mengeksploitasi wanita-wanita cantik, tapi realistis sajalah. Orang lebih suka lihat cewek-cewek yang seksi, ya kan?
Solo Kebanjiran!!
Akhir tahun 2007 ini kawasan Solo dan sekitarnya dilanda bencana yang cukup besar dan mengejutkan berupa banjir dan tanah longsor. Masyarakat tampaknya kurang siap menghadapi bencana ini khususnya banjir. Karena di Kota Solo banjir yang terjadi tidak pernah sampai sebesar ini. Konon malah terbesar setelah banjir pada tahun 1966.
Yang sangat disayangkan adalah proses pengiriman bantuan yang lamban. Untuk menyalurkan bantuan harus melalui proses birokrasi yang berbelit.
Sebenarnya kelambatan reaksi pemerintah dalam memberikan bantuan ini, harus disikapi secara taktis oleh partai-partai politik. Saat inilah saat yang paling tepat untuk mengambil simpati rakyat.
Tapi nampaknya hal ini tidak terjadi, bahkan tokoh-tokoh yang mencalonkan diri menjadi gubernur Jawa Tengah untuk pilkada tahun depan pun tidak nampak kepeduliannya kepada para korban bencana. Mungkin para tokoh ini memang takut kotor, mudah pilek kalau terkena air banjir..
Selasa, 25 Desember 2007
Manuver Partai Golkar
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa seharusnya golkar dibubarkan, karena partai ini dianggap sebagai penyokong utama kekuasaan orde baru. Tetapi pada kenyataannya golkar dapat melewati berbagai macam gejolak yang menerpanya pada awal reformasi, mulai dari tuntutan pembubaran sampai hengkangnya sejumlah kader ke partai politik lain ataupun membuat partai sendiri.
Partai Golkar pada saat itu membuat strategi dan manuver yang menurut saya sangat brilian, mereka buakn hanya mampu bertahan tapi bahkan mampu meraih perolehan suara yang sangat signifikan dalam pemilu 1999 & 2004.
Pada pemili 1999, Partai golkar masih terlihat menahan diri, tetapi mampu meraih suara terbanyak kedua setelah PDI-P. Golkar yang dihujat habis-habisan saat reformasi mampu mendudukkan kader-kadernya di kabinet, baik pada masa presiden Gus Dur, maupun Megawati.
Kemudian pada Pemilu 2004 malah mampu tampil sebagai pemenang pemilu, mengalahkan partai-partai lain yang menyebut diri mereka sebagai reformis. Pada pilpres Partai golkar melaksanakan suatu strategi yang saya sebut politik dua kaki. Satu kaki, Akbar Tanjung, mendukung Megawati. Kemudian kaki yang satu lagi Jusuf Kalla, mendekat ke Susilo Bambang Yudhoyono,bahkan kemudian menjadi Wakil Presiden. Menurut saya hal ini merupakan strategi yang sangat brilian, siapapun pemenang Pilpres Partai Golkar akan tetap mendapat posisi yang bagus dalam pemerintahan.
Strategi ini tampaknya juga berhasil mengecoh lawan-lawan politiknya, dari luar seakan-akan Partai Golkar terpecah menjadi dua kubu, padahal sebenarnya ada tujuan lebih besar dibaliknya.
Sekarang kita tinggal menunggu pertunjukan seni berpolitik apalagi yang akan ditunjukkan Partai Golkar pada pemilu & pilpres tahun 2009, yang menurut saya akan lebih hebat & mendebarkan untuk ditunggu.
Ideologi Baru di Indonesia? Kenapa Tidak!
Sosialisme di Indonesia sempat menjadi salah satu faham yang "ditakuti" karena cenderung dikonotasikan dekat atau bahkan sama dengan komunisme. Padahal sejatinya menurut saya komunisme hanya salah satu dari bentuk penerapan dan interpretasi dari sosialisme.
Bangsa Indonesia sebenarnya sudah mengenal sosialisme yang juga terkandung dalam salah satu silanya. Tapi sayangnya kita belum bisa menerapkannya dengan baik. Masih tingginya tingkat kesenjangan ekonomi di negeri ini, mencerminkan hal tersebut.
Pancasila saat ini hanya sekedar menjadi slogan saja. Tanpa ada penerapan yang jelas, apalagi sekarang partai politik di Indonesia sudah tidak lagi diwajibkan untuk menganut ideologi Pancasila. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, masihkan Pancasila relevan untuk dijadikan ideologi bangsa ini? Perlu kita ingat, Pancasila hanya sebuah karya cipta manusia, Pancasila bukan agama ciptaan Tuhan..
Saya rasa sekarang Indonesia memerlukan satu bentuk ideologi baru yang yang lebih relevan untuk diterapkan pada kondisi bangsa sekarang. Perlu ada satu gebrakan ideologi baru untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, agar bangsa kita tidak selalu diremehkan oleh bangsa lain.
Untuk itu menurut saya sosialismelah yang paling sesuai, tentunya kita harus membuat suatu konsep sosialisme baru, yang lebih modern.
Perekonomian kita saat ini terlalu dipengaruhi oleh negara-negara kapitalis yang hanya ingin mengeruk kakayaan alam negeri kita saja. Hal ini terbukti pada konferensi PBB untuk membahas pemanasan global di Bali beberapa waktu yang lalu, Amerika Serikat selaku negara perusak alam terbesar, penghasil emisi gas terbesar, malah enggan untuk menyetujui penegurangan emisi gas secara bertahap.
Mulai saat ini, dan tidak bisa ditunda lagi, kita harus mulai meninggalkan kebiasaan untuk berkiblat pada negara-negara kapitalis. Kita bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar, bangsa yang terdiri dari ribuan etnik yang mengandung potensi yang sangat besar.
Langganan:
Postingan (Atom)