Banyak kalangan yang berpendapat bahwa seharusnya golkar dibubarkan, karena partai ini dianggap sebagai penyokong utama kekuasaan orde baru. Tetapi pada kenyataannya golkar dapat melewati berbagai macam gejolak yang menerpanya pada awal reformasi, mulai dari tuntutan pembubaran sampai hengkangnya sejumlah kader ke partai politik lain ataupun membuat partai sendiri.
Partai Golkar pada saat itu membuat strategi dan manuver yang menurut saya sangat brilian, mereka buakn hanya mampu bertahan tapi bahkan mampu meraih perolehan suara yang sangat signifikan dalam pemilu 1999 & 2004.
Pada pemili 1999, Partai golkar masih terlihat menahan diri, tetapi mampu meraih suara terbanyak kedua setelah PDI-P. Golkar yang dihujat habis-habisan saat reformasi mampu mendudukkan kader-kadernya di kabinet, baik pada masa presiden Gus Dur, maupun Megawati.
Kemudian pada Pemilu 2004 malah mampu tampil sebagai pemenang pemilu, mengalahkan partai-partai lain yang menyebut diri mereka sebagai reformis. Pada pilpres Partai golkar melaksanakan suatu strategi yang saya sebut politik dua kaki. Satu kaki, Akbar Tanjung, mendukung Megawati. Kemudian kaki yang satu lagi Jusuf Kalla, mendekat ke Susilo Bambang Yudhoyono,bahkan kemudian menjadi Wakil Presiden. Menurut saya hal ini merupakan strategi yang sangat brilian, siapapun pemenang Pilpres Partai Golkar akan tetap mendapat posisi yang bagus dalam pemerintahan.
Strategi ini tampaknya juga berhasil mengecoh lawan-lawan politiknya, dari luar seakan-akan Partai Golkar terpecah menjadi dua kubu, padahal sebenarnya ada tujuan lebih besar dibaliknya.
Sekarang kita tinggal menunggu pertunjukan seni berpolitik apalagi yang akan ditunjukkan Partai Golkar pada pemilu & pilpres tahun 2009, yang menurut saya akan lebih hebat & mendebarkan untuk ditunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar